Makalah Biologi
SISTEM
PERTAHANAN
TUBUH
Oleh
Nama
|
:
|
Muhamad
Arzan
|
NIS
|
:
|
10080
|
SMA
NEGERI 2 RAHA
2012
KATA PENGANTAR
Puji sukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
hidayah dan kerunia-Nya kami (penyusun) dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Disamping itu, penyelesaian karya ini tak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian karya tulis ini.
Penyusun menyadari bahwa karya tulis ini jauh
dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun selalu penyusun
harapkan demi perbaikan-perbaikan selanjutnya. Akhirnya penyusun berharap
semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Raha, JUNI 2012
|
Penyusun
|
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
BAB
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran-Saran
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seorang pendekar bela diri tentu
mampu meng antisipasi berbagai macam serangan dari lawannya. Bahkan, serangan
dari banyak lawan dalam satu waktu sekaligus pun dapat teratasi. Nah, sama
seperti halnya pendekar bela diri, tubuh kita juga memiliki sistem yang dapat
mempertahankan tubuh dari berbagai macam serangan penyakit. Suatu sistem dalam
tubuh yang memiliki peran utama dalam pertahanan diri ini disebut sistem
pertahanan tubuh atau sistem imun. Sistem ini terdiri atas struktur dan sel
yang didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah sebagai
pelindung dari serangan
benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Sementara ilmu yang mempelajari
sistem imun atau kekebalan tubuh disebut immunologi.
Apabila sistem imun di dalam
tubuh kita baik, tentu serangan penyakit dapat ditangkal sedini mungkin.
Sebaliknya, bila sistem imun tubuh kita lemah, kemungkinan terserang penyakit
pun menjadi besar.
Oleh karena itu, penyusun
tertarik membuat makalah dengan judul “sistem
pertahanan tubuh”.
1.2. Rumusan Masalah
Secara umum rumusan masalah yang kami angkat mencakup :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh ?
2. Apa
sebenarnya antigen dan anti bodi itu?
3. Bagaimana
struktur dan fungsi antigen dan antibodi?
4. Bagaimana mekanisme sistem kekebalan tubuh ?
1.3. Tujuan
Adapun
tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini adalah dapat mendeskripsikan
sistem pertahanan tubuh pada manusia.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai bahan-bahan
rujukan yang akan ditujukan
-
Sebagai wahana
menambaha wawasan.
-
Untuk taman sumber
informasi untuk penelitian lebih lanjut.
-
Untuk lembaga
penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem
Pertahanan tubuh
Tahukah Anda, apa yang
dilakukan sebuah negara ketika para penyelundup menyerang dan membuat kacau?
Semua daerah di Negara tersebut akan bersatu membuat sistem pertahanan diri
terhadap serangan para penyelundup.
Keterangan di atas
merupakan suatu analogi mengenai kondisi tubuh kita apabila mendapat serangan
dari luar. Apa sajakah serangan dari luar terhadap tubuh kita? Perlu Anda
ketahui, setiap hari jutaan bakteri, mikroba, virus, dan parasit berusaha masuk
ke dalam tubuh. Untuk mengatasinya, tubuh kita memiliki pertahanan yang
berlapis-lapis. Sistem pertahanan yang berlapis-lapis ini penting untuk
menghadapi serangan virus atau bakteri secara bertahap. Akan tetapi, adakalanya
system pertahanan ini masih dapat ditembus oleh bibit penyakit sehingga muncul kondisi
sakit.
A.
Sistem
Pertahanan Tubuh Nonspesifik
Adakalanya benda asing
ataupun mikroba yang tidak dikehendaki memasuki tubuh kita. Jika hal tersebut
terjadi, tubuh akan menganggap benda yang masuk itu sebagai benda asing atau
antigen. Benda asing tersebut dapat berupa patogen, yaitu mikroorganisme yang dapat
menimbulkan penyakit. Sistem pertahanan tubuh nonspesifik merupakan sistem
pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikroorganisme pathogen satu dengan yang
lainnya.
a. Kulit dan Membran Mukosa
Sebelum masuk ke dalam
tubuh, patogen harus menembus tubuh manusia. Kulit merupakan garis pertahanan
pertama tubuh terhadap patogen. Kulit yang utuh terdiri atas epidermis yang
tersusun atas sel-sel epitel yang sangat rapat. Kondisi ini menyulitkan
mikroorganisme untukmasuk ke dalam tubuh. Akan tetapi, jika kulit mengalami
kerusakan sedikit saja, akan menyebabkan masuknya patogen seperti bakteri atau virus.
Selain kulit, membran mukosa yang melapisi saluran pencernaan,
saluran pernapasan, dan saluran
kelamin dapat menghalangi masuknya mikroba yang berbahaya. Selain pertahanan
fisik, kulit dan membran mukosa dapat berfungsi
sebagai pertahanan kimiawi. Sekresi
dari kelenjar minyak dan kelenjar keringat akan memberikan suasana pH kulit
antara 3–5. Kisaran pH tersebut mencegah kolonisasi mikroorganisme di kulit.
Koloni mikroorganisme ini dapat pula dihambat oleh aktivitas air liur, air
mata, dan sekresi mukosa yang membasahi permukaan epitelium. Sekresi tersebut mengandung
salah satu protein pelindung, yaitu lisozim. Lisozim merupakan enzim yang dapat
mencerna dinding sel dari banyak jenis bakteri atau dengan kata lain enzim
pembunuh bakteri.
b. Sel-Sel Fagosit
Adakalanya garis
pertahanan pertama dapat ditembus oleh patogen. Hal ini dapat terjadi karena
adanya luka pada kulit. Jika hal ini terjadi, patogen yang masuk akan
menghadapi garis pertahanan kedua. Garis pertahanan kedua ini bergantung pada
fagositosis. Fagositosis merupakan peristiwa sel yang memakan sel atau benda
lain, ini dilakukan oleh jenis sel darah putih tertentu. Sel darah putih
(leukosit) terdiri atas neutrofil, monosit, dan eousinofil. Neutrofil merupakan
sel darah terbanyak dalam leukosit, yaitu sekitar 70%. Neutrofil bekerja dengan
cara memasuki jaringan yang terinfeksi, kemudian memakan dan merusak mikroba
yang terdapat di sana. Sel-sel yang terinfeksi oleh mikroba akan mengeluarkan
sinyal kimiawi sehingga menarik neutrofil untuk datang. Proses ini disebut dengan
kemotaksis. Monosit hanya menyusun sekitar 5% dari leukosit. Cara kerja monosit
hampir sama dengan cara kerja neutrofil. Perbedaannya, monosit akan berkembang
menjadi makrofag setelah masuk ke dalam jaringan. Makrofag merupakan sel
fagosit yang terbesar. Sel makrofag ini memiliki kaki semu (pseudopodia) yang
panjang. Pseudopadia ini berfungsi melekatkan diri pada mikroba. Mikroba yang menempel
pada pseudopodia ini akan ditelan oleh makrofag dan kemudian dirusak oleh
enzim-enzim lisosom makrofag Eosinofil bekerja dengan melawan parasit yang
berukuran lebih besar, seperti cacing darah. Eosinofil dapat melepaskan
enzim-enzim untuk merusak dinding eksternal dari parasit.
c. Protein Antimikroba
Salah satu cara pertahanan
tubuh nonspesifik adalah protein antimikroba. Protein antimikroba disebut juga
dengan sistem komplemen. Sistem komplemen ini terdiri atas 20 jenis protein.
Protein tersebut normalnya dalam keadaan nonaktif. Akan tetapi, apabila ada
mikroba yang masuk ke dalam tubuh, glikoprotein dari permukaan sel mikroba tersebut
akan mengaktifkan sistem komplemen ini. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari
sistem komplemen yang telah aktif.
1.
Menghasilkan opsonin, yaitu suatu zat yang dapat melekatkan mikroba dengan
leukosit sehingga memudahkan fagositosis.
2. Menyebabkan
pelepasan histamin oleh mastosit. Histamin menimbulkan vasodilatasi (pelebaran
pembuluh darah) dan meningkatkan permeabilitas kapiler terhadap protein.
3.
Menimbulkan suatu reaksi pada membran sel mikroba berupa munculnya lubang pada
membran. Peristiwa ini dapat mematikan bagi mikroba.
Selain sistem komplemen, terdapat
kumpulan protein sebagai pertahanan nonspesifik yang disebut interferon.
Interferon ini diproduksi oleh sel-sel yang terinfeksi oleh virus. Kemudian,
interferon tersebut akan berikatan dengan reseptor membran plasma pada sel-sel
yang sehat. Selsel sehat yang telah terikat dengan interferon tersebut akan
membentuk suatu protein antivirus. Interferon tertentu untuk langsung membunuh dan
menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus.
d. Respons Peradangan (Inflamasi)
Respons peradangan terjadi
ketika sel-sel pada jaringan rusak atau mati karena infeksi patogen. Reaksi
atau respons tubuh terhadap kerusakan sel-sel tubuh yang disebabkan oleh
infeksi dan gangguan lainnya disebut radang. Beberapa gejala dari radang adalah
panas, bengkak, sakit, kulit merah, dan gangguan fungsi pada daerah tertentu. Apakah
Anda pernah merasakan gatal pada kulit? Gatal merupakan salah satu bentuk dari
peradangan. Apakah Anda pernah mengalami demam? Demam merupakan suatu kondisi
di mana suhu tubuh melebihi normal. Demam merupakan salah satu bentuk tanggapan
tubuh terhadap radang. Racun yang dihasilkan oleh patogen dapat memicu
terjadinya demam. Selain itu, leukosit tertentu dapat memproduksi molekul yang
disebut pirogen. Pirogen ini dapat menyebabkan suhu tubuh menjadi tinggi. Suhu
tubuh yang tinggi dapat membantu pertahanan tubuh dengan cara menghambat
pertumbuhan beberapa mikroba. Selain itu, demam dapat memudahkan fagositosis
dan mempercepat perbaikan jaringan.
2. Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik
Sistem pertahanan tubuh
spesifik merupakan pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk ke
dalam tubuh. Sistem ini bekerja apabila patogen telah berhasil melewati sistem
pertahanan tubuhnonspesifik. Sistem pertahanan tubuh spesifik ini biasa disebut
dengan sistem kekebalan tubuh yang merupakan garis pertahanan ketiga dari tubuh.
Sistem kekebalan terdiri atas sel-sel yang tersebar di seluruh tubuh dan
beberapa terkonsentrasi di sistem limfa. Sistem limfa ini mencakuptimus, limfa,
nodus limfa, sumsum tulang, dan tonsil. Untuk memahami sistem limfa, Sel-sel yang paling utama di dalam sistem
kekebalan adalah limfosit yang beredar di seluruh tubuh dan sistem limfa.
Limfosit akan dibantu oleh makrofag yaitu sel fagosit terbesar yang berasal
dari monosit. Limfosit dan makrofag akan beredar di seluruh tubuh untuk
mengatasi benda asing yang masuk. Hal ini merupakan awal dari respons kekebalan
(Rikki Firmansyah.2009:176-179).
B.
Antigen
dan Antibodi
Seorang pendekar bela diri tentu mampu meng antisipasi
berbagai macam serangan dari lawannya. Bahkan, serangan dari banyak lawan dalam
satu waktu sekaligus pun dapat teratasi. Nah, sama seperti halnya pendekar bela
diri, tubuh kita juga memiliki sistem yang dapat mempertahankan tubuh dari
berbagai macam serangan penyakit. Suatu sistem dalam tubuh yang memiliki peran
utama dalam pertahanan diri ini disebut sistem pertahanan tubuh atau sistem
imun. Sistem ini terdiri atas struktur dan sel yang didistribusikan ke seluruh
jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah sebagai
pelindung dari serangan benda-benda asing yang masuk ke
dalam tubuh. Sementara ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan tubuh
disebut immunologi.
Apabila sistem imun di dalam tubuh kita baik, tentu
serangan penyakit dapat ditangkal sedini mungkin. Sebaliknya, bila sistem imun
tubuh kita lemah, kemungkinan terserang penyakit pun menjadi besar. Di dalam
tubuh, sistem imun melawan berbagai penyerang asing atau antigen dengan garis
pertahanan yang bertahap. Tahapannya dimulai dari garis pertahanan pertama
seperti kulit, membran
mukosa,
sekresi dari kulit dan mukosa. Garis pertahanan kedua dengan fagositosis oleh
sel darah putih, protein antimikroba, dan respon peradangan. Sementara garis
pertahanan ketiga melalui limfosit yang menghasilkan antibodi. Pada subbab
berikut, kita mempelajari mekanisme perta hanan tubuh dari antigen dengan pembentukan
antibodi. Oleh karena itu,simak dan pahami uraian berikut.
Pengertian Antigen dan Antibodi
Tanpa
kita sadari, sebenarnya di lingkungan sekitar terdapat banyak bibit penyakit
yang dapat mengancam tubuh. Ketika perta hanan tubuh lemah, dengan segera bibit
penyakit akan menyerang. Berbagai bibit penyakit tersebut dapat melayang di
udara, larut dalam air, menempel pada tanah, meja, kursi bahkan buku dan
pensil. Bakteri, virus dan organisme sejenisnya adalah contoh bibit penyakit
yang dapat menyerang tubuh.
Berbagai organisme dan substansi asing yang masuk ke
dalam tubuh dinamakan antigen. Antigen meliputi molekul yang dimiliki virus, bakteri,
fungi, protozoa, dan cacing parasit. Apabila antigen tersebut masuk ke dalam
tubuh, secara otomatis tubuh meningkatkan system pertahanannya. Peningkatan
sistem pertahanan dilakukan untuk melawan serangan-serangan dari organisme dan
substansi asing tersebut. Caranya yakni dengan memproduksi suatu zat sejenis
protein atau polisakarida. Zat yang demikian dinamakan antibodi. Pada
umumnya, antibodi terletak dan melekat pada permukaan sel. Namun, apabila tidak
melekat, antibodi berada dalam darah dan dalam sekresi jaringan eksokrin.
Awalnya, antibodi ditemukan pada serum darah, yakni cairan darah yang
dipisahkan dari sel-selnya. Oleh karena itu, banyak penyakit yang dapat
didiagnosis dengan keberadaan antibodi khusus dalam serum. Ilmu yang
mempelajari cara seperti ini dinamakan serologi yang merupakan cabang
immunologi.
Flu atau infl uenza merupakan sejenis penyakit yang menyerang
sel-sel saluran pernapasan bagian atas. Penyebabnya adalah virus infl uenza.
Penyakit ini biasa menyerang kita, mulai dari balita hingga lansia sekalipun. Virus infl uenza masuk ke dalamtubuh melalui
hidung. Karena tersapu oleh bulu-bulu silia, virus ini berbalik ke kerongkongan.
Virus ini ada sebagian yang dapat dihancurkan oleh sistem pencernaan kita.
Namun, sebagian lainnya ada yang masih tersangkut pada hi dung dan terikat sangat
erat oleh sel-sel reseptor. Selanjutnya, virus tersebut masuk ke dalam sel- sel
hidung dan segera melepas ikatan gennya, kemudian mengambil alih proses
reproduksi sel dalam tubuh. Akibatnya, tidak lama setelah itu kita terserang
sakit tenggorokan, hi dung tersumbat dan berlendir (ingusan), kemudian sakit
kepala yang disertai demam ringan.
Virus infl uenza juga cepat menular dari penderita ke
tubuh orang lain. Sebab, kemungkinan besar sistem pertahanan tubuh orang
tersebut tidak mampu menangkal serangan antigen-antigen yang berasal dari virus
infl uenza. Akan tetapi, orang yang memiliki antibodi kuat tentu dapat melawan
dan mengalahkan serangan antigen dari virus infl uenza tersebut.
Struktur dan Fungsi Antibodi
C.
Mekanisme
Pertahanan Tubuh
Adanya sistem pertahanan tubuh membuat tubuh kita aman dari
serangan penyakit. Diibaratkan sebuah senjata, sistem pertahanan tubuh membunuh
semua bibit penyakit yang menyerang tubuh. Mekanisme yang dilakukan pun amat
beragam. Berikut kita bahas ragam mekanisme sistem pertahanan tubuh pada
manusia.
1. Ragam Mekanisme Pertahanan Tubuh
Di dalam tubuh, sistem imun yang kita miliki dapat melakukan mekanisme
pertahanan dari berbagai jenis antigen, seperti bakteri, virus maupun kuman
tertentu. Mekanisme pertahanan tersebut dapat dilakukan dengan cara membentuk
kekebalan aktif dan kekebalan pasif.
a. Kekebalan Aktif
Kekebalan
aktif merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari
dalam tubuh, karena tubuh membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat
terbentuk baik secara alami ataupun buatan. Kekebalan aktif alami (natural immunity) adalah kekebalan
tubuh yang diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu
penyakit. Sebagai contoh, orang yang pernah terserang penyakit seperti cacar
air, campak, dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua
kalinya. Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak asing dengan
antigen yang menyerang. Akibatnya, darah membentuk antibodi untuk melawan
antigen tersebut.
Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh
secara buat an. Kekebalan aktif buatan (induced immunity) diperoleh dari
luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupakan
proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh membentuk antibodi
sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Sementara vaksin ialah kuman penyakit
yang sudah dilemahkan atau
dijinakkan
sehingga tidak berbahaya bagi tubuh. Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang
dengan memberikan vaksin disebut imunisasi. Orang yang mengembangkan imunisasi
pertama kali adalah dr. Edward Jenner, seorang dokter berkebangsaan Inggris.
Teknik ini seringkali diberikan kepada semua umur supaya kebal terhadap antigen
tertentu. Ada beberapa penyakityang dapat dilawan dengan vaksin, misalnya
vaksin BCG yang melawan antigen penyakit TBC. Imunisasi mempunyai beberapa
tipe.
Imunisasi yang diberikan kepada individu dari spesies
yang sama disebut isoimun. Sedangkan imunisasi yang diberikan pada individu
yang berbeda dan dari spesies yang berbeda pula disebut heteroimun.
b. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif merupakan
kekebalan yang diperoleh bukan dariantibodi yang disintesis dalam tubuh,
melainkan tinggal memakainya saja. Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan
pasif juga terjadi secara alami dan buatan. Kekebalan pasif alami adalah
kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh
orang lain. Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya. Ketika masih
dalam kandungan, bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta dan tali
pusat. Kemudian setelah lahir, bayi mendapatkan antibodi dari ASI eksklusif
melalui proses menyusui. Sedangkan kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang
diperoleh dari antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas antibodi
ini mirip dengan vaksin. Perbedaannya yakni vaksin bersifat sementara,
sedangkan serum dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama.
Bahkan dapat digunakan seumur hidup. Sebagai contoh adalah suntikan ATS (Anti
Tetanus Serum) dan sun tikan IG (Globulin Imun)(Renni Diastuti.2009.200-201).
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
ü
.Pada
umumnya, sistem pertahanan tubuh digolongkan menjadi dua, yaitu sistem
pertahanan tubuh nonspesifik dan sistem pertahanan tubuh spesifik.
ü
Antigen merupakan protein dan
permukaan polisakarida berbagai mikroba, jaringan cangkokan yang tidak cocok,
ataupun sel-sel darah yang ditransfusikan. Selain itu, antigen dapat pula
berwujud protein sing seperti racun lebah atau serbuk sari yang dapat
menyebabkan alergi atau hipersensitivitas.
ü
Antibody merupakan suatu zat
sejenis protein atau polisakarida yang berfungsi untuk melawan serangan-serangan
dari organisme dan substansi asing.. Pada umumnya, antibodi terletak dan
melekat pada permukaan sel. Namun, apabila tidak melekat, antibodi berada dalam
darah dan dalam sekresi jaringan eksokrin.
ü
Di dalam tubuh,
sistem imun yang kita miliki dapat melakukan mekanisme pertahanan dari berbagai
jenis antigen, seperti bakteri, virus maupun kuman tertentu. Mekanisme
pertahanan tersebut dapat dilakukan dengan cara membentuk kekebalan aktif dan
kekebalan pasif.
3.2.
Saran
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
.
.
DAFTAR PUSTAKA
Diastuti,
Renni.2009.
Biologi 2 SMA/MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen pendidikan Nasional.
Firmansyah, Rikki.2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen pendidikan Nasional.
Rochma, Siti Nur.2009.
Biologi
SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen pendidikan
Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar