Total Tayangan Halaman

Jumat, 13 Maret 2015

Contoh makalah biologi - sistem pertahanan tubuh

Makalah Biologi





SISTEM PERTAHANAN
TUBUH 


Oleh
Nama
:
Muhamad Arzan
NIS
:
10080


            
SMA NEGERI 2 RAHA

2012






  
                                              





KATA PENGANTAR

Puji sukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan  rahmat hidayah dan kerunia-Nya kami (penyusun) dapat menyelesaikan karya tulis ini.

Disamping itu, penyelesaian karya ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian karya tulis ini.

Penyusun menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun selalu penyusun harapkan demi perbaikan-perbaikan selanjutnya. Akhirnya penyusun berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.





Raha,             JUNI 2012

Penyusun















DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB    I           PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
1.2.  Rumusan Masalah
1.3.  Tujuan
1.4.  Manfaat
BAB    II          PEMBAHASAN
BAB    III         PENUTUP
3.1.   Kesimpulan
3.2.   Saran-Saran
Daftar Pustaka


















BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Seorang pendekar bela diri tentu mampu meng antisipasi berbagai macam serangan dari lawannya. Bahkan, serangan dari banyak lawan dalam satu waktu sekaligus pun dapat teratasi. Nah, sama seperti halnya pendekar bela diri, tubuh kita juga memiliki sistem yang dapat mempertahankan tubuh dari berbagai macam serangan penyakit. Suatu sistem dalam tubuh yang memiliki peran utama dalam pertahanan diri ini disebut sistem pertahanan tubuh atau sistem imun. Sistem ini terdiri atas struktur dan sel yang didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah sebagai
pelindung dari serangan benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Sementara ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan tubuh disebut immunologi.
Apabila sistem imun di dalam tubuh kita baik, tentu serangan penyakit dapat ditangkal sedini mungkin. Sebaliknya, bila sistem imun tubuh kita lemah, kemungkinan terserang penyakit pun menjadi besar.
Oleh karena itu, penyusun tertarik membuat makalah dengan judul “sistem pertahanan tubuh”.

1.2. Rumusan Masalah
Secara umum rumusan masalah yang kami  angkat mencakup :
1.    Apa yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh ?
2.    Apa sebenarnya antigen dan anti bodi itu?
3.    Bagaimana struktur dan fungsi antigen dan antibodi?
4.    Bagaimana mekanisme sistem kekebalan tubuh ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan makalah ini adalah dapat mendeskripsikan sistem pertahanan tubuh pada manusia.

1.4.    Manfaat
Adapun manfaat  dari makalah ini adalah sebagai bahan-bahan rujukan yang akan ditujukan
-        Sebagai wahana menambaha wawasan.
-        Untuk taman sumber informasi untuk penelitian lebih lanjut.
-        Untuk lembaga penelitian




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sistem Pertahanan tubuh

Tahukah Anda, apa yang dilakukan sebuah negara ketika para penyelundup menyerang dan membuat kacau? Semua daerah di Negara tersebut akan bersatu membuat sistem pertahanan diri terhadap serangan para penyelundup.
Keterangan di atas merupakan suatu analogi mengenai kondisi tubuh kita apabila mendapat serangan dari luar. Apa sajakah serangan dari luar terhadap tubuh kita? Perlu Anda ketahui, setiap hari jutaan bakteri, mikroba, virus, dan parasit berusaha masuk ke dalam tubuh. Untuk mengatasinya, tubuh kita memiliki pertahanan yang berlapis-lapis. Sistem pertahanan yang berlapis-lapis ini penting untuk menghadapi serangan virus atau bakteri secara bertahap. Akan tetapi, adakalanya system pertahanan ini masih dapat ditembus oleh bibit penyakit sehingga muncul kondisi sakit.
Pada umumnya, sistem pertahanan tubuh digolongkan menjadi dua, yaitu sistem pertahanan tubuh nonspesifik dan sistem pertahanan tubuh spesifik.


A.    Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik

Adakalanya benda asing ataupun mikroba yang tidak dikehendaki memasuki tubuh kita. Jika hal tersebut terjadi, tubuh akan menganggap benda yang masuk itu sebagai benda asing atau antigen. Benda asing tersebut dapat berupa patogen, yaitu mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit. Sistem pertahanan tubuh nonspesifik merupakan sistem pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikroorganisme pathogen satu dengan yang lainnya.
a. Kulit dan Membran Mukosa
Sebelum masuk ke dalam tubuh, patogen harus menembus tubuh manusia. Kulit merupakan garis pertahanan pertama tubuh terhadap patogen. Kulit yang utuh terdiri atas epidermis yang tersusun atas sel-sel epitel yang sangat rapat. Kondisi ini menyulitkan mikroorganisme untukmasuk ke dalam tubuh. Akan tetapi, jika kulit mengalami kerusakan sedikit saja, akan menyebabkan masuknya patogen seperti bakteri atau virus. Selain kulit, membran mukosa yang melapisi saluran pencernaan,
saluran pernapasan, dan saluran kelamin dapat menghalangi masuknya mikroba yang berbahaya. Selain pertahanan fisik, kulit dan membran mukosa dapat berfungsi
sebagai pertahanan kimiawi. Sekresi dari kelenjar minyak dan kelenjar keringat akan memberikan suasana pH kulit antara 3–5. Kisaran pH tersebut mencegah kolonisasi mikroorganisme di kulit. Koloni mikroorganisme ini dapat pula dihambat oleh aktivitas air liur, air mata, dan sekresi mukosa yang membasahi permukaan epitelium. Sekresi tersebut mengandung salah satu protein pelindung, yaitu lisozim. Lisozim merupakan enzim yang dapat mencerna dinding sel dari banyak jenis bakteri atau dengan kata lain enzim pembunuh bakteri.

b. Sel-Sel Fagosit
Adakalanya garis pertahanan pertama dapat ditembus oleh patogen. Hal ini dapat terjadi karena adanya luka pada kulit. Jika hal ini terjadi, patogen yang masuk akan menghadapi garis pertahanan kedua. Garis pertahanan kedua ini bergantung pada fagositosis. Fagositosis merupakan peristiwa sel yang memakan sel atau benda lain, ini dilakukan oleh jenis sel darah putih tertentu. Sel darah putih (leukosit) terdiri atas neutrofil, monosit, dan eousinofil. Neutrofil merupakan sel darah terbanyak dalam leukosit, yaitu sekitar 70%. Neutrofil bekerja dengan cara memasuki jaringan yang terinfeksi, kemudian memakan dan merusak mikroba yang terdapat di sana. Sel-sel yang terinfeksi oleh mikroba akan mengeluarkan sinyal kimiawi sehingga menarik neutrofil untuk datang. Proses ini disebut dengan kemotaksis. Monosit hanya menyusun sekitar 5% dari leukosit. Cara kerja monosit hampir sama dengan cara kerja neutrofil. Perbedaannya, monosit akan berkembang menjadi makrofag setelah masuk ke dalam jaringan. Makrofag merupakan sel fagosit yang terbesar. Sel makrofag ini memiliki kaki semu (pseudopodia) yang panjang. Pseudopadia ini berfungsi melekatkan diri pada mikroba. Mikroba yang menempel pada pseudopodia ini akan ditelan oleh makrofag dan kemudian dirusak oleh enzim-enzim lisosom makrofag Eosinofil bekerja dengan melawan parasit yang berukuran lebih besar, seperti cacing darah. Eosinofil dapat melepaskan enzim-enzim untuk merusak dinding eksternal dari parasit.

c. Protein Antimikroba
Salah satu cara pertahanan tubuh nonspesifik adalah protein antimikroba. Protein antimikroba disebut juga dengan sistem komplemen. Sistem komplemen ini terdiri atas 20 jenis protein. Protein tersebut normalnya dalam keadaan nonaktif. Akan tetapi, apabila ada mikroba yang masuk ke dalam tubuh, glikoprotein dari permukaan sel mikroba tersebut akan mengaktifkan sistem komplemen ini. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari sistem komplemen yang telah aktif.
1. Menghasilkan opsonin, yaitu suatu zat yang dapat melekatkan mikroba dengan leukosit sehingga memudahkan fagositosis.
2. Menyebabkan pelepasan histamin oleh mastosit. Histamin menimbulkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan meningkatkan permeabilitas kapiler terhadap protein.
3. Menimbulkan suatu reaksi pada membran sel mikroba berupa munculnya lubang pada membran. Peristiwa ini dapat mematikan bagi mikroba.
Selain sistem komplemen, terdapat kumpulan protein sebagai pertahanan nonspesifik yang disebut interferon. Interferon ini diproduksi oleh sel-sel yang terinfeksi oleh virus. Kemudian, interferon tersebut akan berikatan dengan reseptor membran plasma pada sel-sel yang sehat. Selsel sehat yang telah terikat dengan interferon tersebut akan membentuk suatu protein antivirus. Interferon tertentu untuk langsung membunuh dan menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus.

d. Respons Peradangan (Inflamasi)
Respons peradangan terjadi ketika sel-sel pada jaringan rusak atau mati karena infeksi patogen. Reaksi atau respons tubuh terhadap kerusakan sel-sel tubuh yang disebabkan oleh infeksi dan gangguan lainnya disebut radang. Beberapa gejala dari radang adalah panas, bengkak, sakit, kulit merah, dan gangguan fungsi pada daerah tertentu. Apakah Anda pernah merasakan gatal pada kulit? Gatal merupakan salah satu bentuk dari peradangan. Apakah Anda pernah mengalami demam? Demam merupakan suatu kondisi di mana suhu tubuh melebihi normal. Demam merupakan salah satu bentuk tanggapan tubuh terhadap radang. Racun yang dihasilkan oleh patogen dapat memicu terjadinya demam. Selain itu, leukosit tertentu dapat memproduksi molekul yang disebut pirogen. Pirogen ini dapat menyebabkan suhu tubuh menjadi tinggi. Suhu tubuh yang tinggi dapat membantu pertahanan tubuh dengan cara menghambat pertumbuhan beberapa mikroba. Selain itu, demam dapat memudahkan fagositosis dan mempercepat perbaikan jaringan.

2.    Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik
Sistem pertahanan tubuh spesifik merupakan pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk ke dalam tubuh. Sistem ini bekerja apabila patogen telah berhasil melewati sistem pertahanan tubuhnonspesifik. Sistem pertahanan tubuh spesifik ini biasa disebut dengan sistem kekebalan tubuh yang merupakan garis pertahanan ketiga dari tubuh. Sistem kekebalan terdiri atas sel-sel yang tersebar di seluruh tubuh dan beberapa terkonsentrasi di sistem limfa. Sistem limfa ini mencakuptimus, limfa, nodus limfa, sumsum tulang, dan tonsil. Untuk memahami sistem limfa,  Sel-sel yang paling utama di dalam sistem kekebalan adalah limfosit yang beredar di seluruh tubuh dan sistem limfa. Limfosit akan dibantu oleh makrofag yaitu sel fagosit terbesar yang berasal dari monosit. Limfosit dan makrofag akan beredar di seluruh tubuh untuk mengatasi benda asing yang masuk. Hal ini merupakan awal dari respons kekebalan (Rikki Firmansyah.2009:176-179).

B.     Antigen dan Antibodi

Seorang pendekar bela diri tentu mampu meng antisipasi berbagai macam serangan dari lawannya. Bahkan, serangan dari banyak lawan dalam satu waktu sekaligus pun dapat teratasi. Nah, sama seperti halnya pendekar bela diri, tubuh kita juga memiliki sistem yang dapat mempertahankan tubuh dari berbagai macam serangan penyakit. Suatu sistem dalam tubuh yang memiliki peran utama dalam pertahanan diri ini disebut sistem pertahanan tubuh atau sistem imun. Sistem ini terdiri atas struktur dan sel yang didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah sebagai
pelindung dari serangan benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Sementara ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan tubuh disebut immunologi.
Apabila sistem imun di dalam tubuh kita baik, tentu serangan penyakit dapat ditangkal sedini mungkin. Sebaliknya, bila sistem imun tubuh kita lemah, kemungkinan terserang penyakit pun menjadi besar. Di dalam tubuh, sistem imun melawan berbagai penyerang asing atau antigen dengan garis pertahanan yang bertahap. Tahapannya dimulai dari garis pertahanan pertama seperti kulit, membran
mukosa, sekresi dari kulit dan mukosa. Garis pertahanan kedua dengan fagositosis oleh sel darah putih, protein antimikroba, dan respon peradangan. Sementara garis pertahanan ketiga melalui limfosit yang menghasilkan antibodi. Pada subbab berikut, kita mempelajari mekanisme perta hanan tubuh dari antigen dengan pembentukan antibodi. Oleh karena itu,simak dan pahami uraian berikut.


Pengertian Antigen dan Antibodi
Tanpa kita sadari, sebenarnya di lingkungan sekitar terdapat banyak bibit penyakit yang dapat mengancam tubuh. Ketika perta hanan tubuh lemah, dengan segera bibit penyakit akan menyerang. Berbagai bibit penyakit tersebut dapat melayang di udara, larut dalam air, menempel pada tanah, meja, kursi bahkan buku dan pensil. Bakteri, virus dan organisme sejenisnya adalah contoh bibit penyakit yang dapat menyerang tubuh.
Berbagai organisme dan substansi asing yang masuk ke dalam tubuh dinamakan antigen. Antigen meliputi molekul yang dimiliki virus, bakteri, fungi, protozoa, dan cacing parasit. Apabila antigen tersebut masuk ke dalam tubuh, secara otomatis tubuh meningkatkan system pertahanannya. Peningkatan sistem pertahanan dilakukan untuk melawan serangan-serangan dari organisme dan substansi asing tersebut. Caranya yakni dengan memproduksi suatu zat sejenis protein atau polisakarida. Zat yang demikian dinamakan antibodi. Pada umumnya, antibodi terletak dan melekat pada permukaan sel. Namun, apabila tidak melekat, antibodi berada dalam darah dan dalam sekresi jaringan eksokrin. Awalnya, antibodi ditemukan pada serum darah, yakni cairan darah yang dipisahkan dari sel-selnya. Oleh karena itu, banyak penyakit yang dapat didiagnosis dengan keberadaan antibodi khusus dalam serum. Ilmu yang mempelajari cara seperti ini dinamakan serologi yang merupakan cabang immunologi.
Flu atau infl uenza merupakan sejenis penyakit yang menyerang sel-sel saluran pernapasan bagian atas. Penyebabnya adalah virus infl uenza. Penyakit ini biasa menyerang kita, mulai dari balita hingga lansia sekalipun.  Virus infl uenza masuk ke dalamtubuh melalui hidung. Karena tersapu oleh bulu-bulu silia, virus ini berbalik ke kerongkongan. Virus ini ada sebagian yang dapat dihancurkan oleh sistem pencernaan kita. Namun, sebagian lainnya ada yang masih tersangkut pada hi dung dan terikat sangat erat oleh sel-sel reseptor. Selanjutnya, virus tersebut masuk ke dalam sel- sel hidung dan segera melepas ikatan gennya, kemudian mengambil alih proses reproduksi sel dalam tubuh. Akibatnya, tidak lama setelah itu kita terserang sakit tenggorokan, hi dung tersumbat dan berlendir (ingusan), kemudian sakit kepala yang disertai demam ringan.
Virus infl uenza juga cepat menular dari penderita ke tubuh orang lain. Sebab, kemungkinan besar sistem pertahanan tubuh orang tersebut tidak mampu menangkal serangan antigen-antigen yang berasal dari virus infl uenza. Akan tetapi, orang yang memiliki antibodi kuat tentu dapat melawan dan mengalahkan serangan antigen dari virus infl uenza tersebut.

Struktur dan Fungsi Antibodi
Antigen merupakan protein dan permukaan polisakarida berbagai mikroba, jaringan cangkokan yang tidak cocok, ataupun sel-sel darah yang ditransfusikan. Selain itu, antigen dapat pula berwujud protein sing seperti racun lebah atau serbuk sari yang dapat menyebabkan alergi atau hipersensitivitas. Sebuah antigen mempunyai bagian pada permukaan suatu organism atau substansi tertentu yang dapat berikatan dengan antibodi. Bagian tersebut dinamakan epitop atau determinan antigenik. Semua epitop tentu akan berikatan dengan antibodi yang sesuai. Sehingga permukaan bakteri, misalnya, yang berperan sebagai antigen seluruhnya dapat ditutupi oleh banyak jenis antibody.
Antibodi merupakan protein terdiri atas satu atau lebih molekul yang berbentuk huruf Y. Empat rantai proteinnya disusun oleh ikatan sulfi da. Dua rantai berat yang identik merupakan batang dan sebagian lengan Y. Sedangkan dua rantai ringan yang identik berada pada bagian lainnya. Pada kedua molekul berbentuk Y terdapat daerah variable (V) rantai berat dan rantai ringan. Dinamakan seperti itu karena pada bagianV memiliki urutan asam amino yang bervariasi dari satu antibody ke antibodi lainnyaUmumnya antibodi terdiri atas sekelompok protein yang berada pada fraksi-fraksi globulin serum. Fraksi-fraksi globulin serum ini dinamakan imunoglobulin atau disingkat Ig. Imunoglobulin ini bermanfaat apabila di dalam tubuh terjadi reaksi imun.Manusia memiliki beberapa tipe imunoglobulin dengan berbagai struktur. Adapun tipe-tipe imunoglobulin tersebut meliputi imunoglobin M (IgM), imunoglobulin G (IgG), imunoglobulin A (IgA), immunoglobulin D (IgD), dan imunoglobulin E (IgE) (Siti Nur Rochma.2009:316-319).

C.     Mekanisme Pertahanan Tubuh
Adanya sistem pertahanan tubuh membuat tubuh kita aman dari serangan penyakit. Diibaratkan sebuah senjata, sistem pertahanan tubuh membunuh semua bibit penyakit yang menyerang tubuh. Mekanisme yang dilakukan pun amat beragam. Berikut kita bahas ragam mekanisme sistem pertahanan tubuh pada manusia.

1. Ragam Mekanisme Pertahanan Tubuh
Di dalam tubuh, sistem imun yang kita miliki dapat melakukan mekanisme pertahanan dari berbagai jenis antigen, seperti bakteri, virus maupun kuman tertentu. Mekanisme pertahanan tersebut dapat dilakukan dengan cara membentuk kekebalan aktif dan kekebalan pasif.

a. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh, karena tubuh membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat terbentuk baik secara alami ataupun buatan. Kekebalan aktif alami (natural immunity) adalah kekebalan tubuh yang diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu penyakit. Sebagai contoh, orang yang pernah terserang penyakit seperti cacar air, campak, dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak asing dengan antigen yang menyerang. Akibatnya, darah membentuk antibodi untuk melawan antigen tersebut.
Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh secara buat an. Kekebalan aktif buatan (induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupakan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh membentuk antibodi sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Sementara vaksin ialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan atau
dijinakkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh. Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang dengan memberikan vaksin disebut imunisasi. Orang yang mengembangkan imunisasi pertama kali adalah dr. Edward Jenner, seorang dokter berkebangsaan Inggris. Teknik ini seringkali diberikan kepada semua umur supaya kebal terhadap antigen tertentu. Ada beberapa penyakityang dapat dilawan dengan vaksin, misalnya vaksin BCG yang melawan antigen penyakit TBC. Imunisasi mempunyai beberapa tipe.
Imunisasi yang diberikan kepada individu dari spesies yang sama disebut isoimun. Sedangkan imunisasi yang diberikan pada individu yang berbeda dan dari spesies yang berbeda pula disebut heteroimun.

 b. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh bukan dariantibodi yang disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya saja. Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan pasif juga terjadi secara alami dan buatan. Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya. Ketika masih dalam kandungan, bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta dan tali pusat. Kemudian setelah lahir, bayi mendapatkan antibodi dari ASI eksklusif melalui proses menyusui. Sedangkan kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang diperoleh dari antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas antibodi ini mirip dengan vaksin. Perbedaannya yakni vaksin bersifat sementara, sedangkan serum dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Bahkan dapat digunakan seumur hidup. Sebagai contoh adalah suntikan ATS (Anti Tetanus Serum) dan sun tikan IG (Globulin Imun)(Renni Diastuti.2009.200-201).





















BAB III
PENUTUP

3.1.         Kesimpulan

ü  .Pada umumnya, sistem pertahanan tubuh digolongkan menjadi dua, yaitu sistem pertahanan tubuh nonspesifik dan sistem pertahanan tubuh spesifik.
ü  Antigen merupakan protein dan permukaan polisakarida berbagai mikroba, jaringan cangkokan yang tidak cocok, ataupun sel-sel darah yang ditransfusikan. Selain itu, antigen dapat pula berwujud protein sing seperti racun lebah atau serbuk sari yang dapat menyebabkan alergi atau hipersensitivitas.
ü  Antibody merupakan suatu zat sejenis protein atau polisakarida yang berfungsi untuk melawan serangan-serangan dari organisme dan substansi asing.. Pada umumnya, antibodi terletak dan melekat pada permukaan sel. Namun, apabila tidak melekat, antibodi berada dalam darah dan dalam sekresi jaringan eksokrin.
ü  Di dalam tubuh, sistem imun yang kita miliki dapat melakukan mekanisme pertahanan dari berbagai jenis antigen, seperti bakteri, virus maupun kuman tertentu. Mekanisme pertahanan tersebut dapat dilakukan dengan cara membentuk kekebalan aktif dan kekebalan pasif.


3.2.         Saran
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca .

.



DAFTAR PUSTAKA


Diastuti, Renni.2009. Biologi 2 SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen pendidikan Nasional.
 Firmansyah, Rikki.2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen pendidikan Nasional.
Rochma, Siti Nur.2009. Biologi  SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen pendidikan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar